Amalan yang pahala-nya terus mengalir setelah kematian
Assalmu'alaikum Wr wb
Allah Subhanahu Waa Ta'alla Mengutus Para Malaikat-Nya Dengan Tugas-Tugas-Nya Tersediri-Sendiri, Para Malaikat-Malaikat-Nya Telah Siang Dan Tak Sedikit Pun Lalai, Tidak Hanya Mencatat Amal Perbuatan Yang Hamba-Nya Lakukan (Kebaikan Atau Keburukan) Namun Juga Membuka Mencatat Semua Pengaruh Dari Perilaku Dan Perbuatan Hamba-Nya.
Allah Subhanahu Waa Ta'alla Berfirman :"
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُم
ْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami yang Menghidupkan Orang Mati, Kami Catat Semua Yang Telah Mereka Lakukan Dan Bekas-Bekas Yang Mereka Tinggalkan. Dan Semua-Nya Kami Kumpulkan Dalam Kitab (Catatan Amal) Yang Nyata.” (Al-QS. Yasin: (36) : 12).
Al-Hafidz Ibnu Katsir Menyebutkan Dua Tafsir Ulama Tentang Makna Kalimat, Bekas-Bekas Yang Mereka Tinggalkan.
Pertama, Jejak Kaki Mereka Ketika Melangkah Menuju Keta'atan Atau Kemaksiatan.
Ini Merupakan Pendapat Mujahid Dan Qatadah Sebagaimana Yang Di-Riwayatkan Oleh Ibnu Abi Najih.
Diantara Dalil Yang Menguatkan Pendapat Ini Adalah Hadist Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, Bahwa Ada Bani Salamah Ingin Berpindah Membuat Perkampungan Yang Dekat Dengan Masjid Nabawi. Karena Mereka Terlalu Jauh Jika Harus Berangkat Shalat Berjama'ah Setiap Hari Ke Masjid Nabawi. Ketika Informasi Ini Sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Beliau Bersabda :
يَا بَنِى سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ دِيَارَكُمْ تُكْتَب
ْ آثَارُكُمْ
"Wahai Bani Salamah, Perjalanan Dari Rumah Kalian Ke Masjid Akan Dicatat Jejak-Jejak Kaki Kalian." (HR. Muslim 1551, dan Ahmad 14940)
Kedua, Pengaruh Dari Amal Yang Kita Kerjakan
Artinya, Allah Mencatat Bentuk Amal Yang Mereka Kerjakan Dan Pengaruh Dari Amal Itu.Jika Baik, Maka Dicatat Sebagai Kebaikan.Dan Jika Buruk Dicatat Sebagai Keburukan.
Ini Seperti Yang Disebutkan Dalam Hadist Dari Sahabat Jarir Bin Abdillah, Bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :"
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ،
كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِن
ْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً،
فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا،
وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
"Siapa Yang Menghidupkan Sunnah Yang Baik Dalam Islam, Kemudian Diikuti Oleh Orang Lain Setelahnya Maka Dicatat Untuknya Mendapatkan Pahala Seperti Orang Yang Mengamalkan-Nya, Tanpa Mengurangi Pahala Mereka Sedikit Pun. Siapa Yang Menghidupkan Tradisi Yang Jelek Di Tengah Kaum Muslimin, Kemudian Diikuti Oleh Orang Lain Setelahnya, Maka Dia Mendapatkan Dosa Sebagaimana Dosa Orang Yang Melakukannya Tanpa Mengurangi Dosa Mereka Sedikit Pun."(HR. Muslim 2398, Ahmad 19674, Dan Yang Lainnya)
Ayat Di Atas Selayaknya Memberikan Motivasi Bagi Kita Untuk Semangat Dalam Menyebarkan Kebaikan Serta Merasa Takut Ketika Melakukan Perbuatan Yang Mengundang Orang Lain Untuk Bermaksiat.
Para Penghuni Kubur Tergadai Di Kuburan Mereka, Terputus Dari Amalan Shaleh Dan Menunggu Hari Hisab Yang Tidak Diketahui Hasilnya. Mereka Berada Didalam Kesepian, Hanya Ditemani Amalnya Ketika Hidupnya Di Dunia.
Dalam Suasana Demikian, Ada Beberapa Orang Yang Amal Kebaikan-Nya Terus Mengalir.
Jasad Mereka Bersemayam Dengan Tenang Di alam Kubur, Namun Balasan Pahala Mereka Tidak Berhenti. Pahala Mereka Terus Berdatangan, Padahal Mereka Terdiam Dalam Kubur-Nya, Menunggu Datang-Nya Kiamat. Sungguh Masa (Pensiun) Yang Sangat Indah, Yang Tidak Bisa Terbeli Dengan Dunia Seisi-Nya.
Dalam Hadist Dari Anas Bin Malik Radhiallahu 'Anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda :
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي
قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ،
أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ،
أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada Tujuh Amalan Yang Pahalanya Tetap Mengalir Yntuk Seorang Hamba Setelah Dia Meninggal, Padahal Dia Berada Di Dalam Kubur-Nya : (1) Orang Yang Mengajarkan Ilmu Agama (2) Orang Yang Mengalirkan Sungai (Yang Mati) (3) Orang Yang Membuat Sumur (4) Orang Yang Menanam Kurma (5) Orang Yang Membangun Masjid, (6) Orang Yang Memberi Mushaf Al-Quran Dan (7) Orang Yang Meninggalkan Seorang Anak Yang Senantiasa Memohonkan Ampun Untuknya Setelah Dia Wafat."(HR : Al-Bazzar Dalam Musnadnya 7289, Al-Baihaqi Dalam Syuabul Iman 3449,
Dan Yang Lainnya. Al-Albani Menilai Hadis Ini Hasan).
Hendak-Nya Sebagai Seorang Muslim Telah Mempersiakan Diri Bersemangat Dan Bangkit Menanam Investasi Pahala Selama Masih Diberikan Keberkahan Segala-Gala-Nya (Umur, Waktu, Kesehatan, Harta) Masih Menikmati Kehidupan Di Dunia Karena Masa Kehidupan Di Dunia Ada Batasa-Nya Jika Allah Subhanahu Wa Ta'alla Telah Berkehedak Malaikat Maut Pun Segera Menghampiri Mencabut Nyawa Kita.
Kehudupan Di Dunia Adalah Kesempatan Yang Allah Subhanahu Wa Ta'alla Jadikan Ladang Tempat Beramal Shaleh (Beribadah) Untuk Masa Kehidupan Yang Kekal Abadi Di Akherat Nanti.
Kita Akan Melihat Lebih Dekat Tujuh Amalan Yang Dijanjikan Nabi shallallahu ‘Alaihi Wasallam
PERTAMA MENGAJARKAN ILMU YANG (PENGETAHUAN).
Yang Dimaksud Dengan Iulmu Di Sini Adalah Ilmu Yang Bermanfaat, Yang Mengantarkan Seseorang Mengenal Agama Dan Rabb-Nya. Ilmu Yang Menjadi Petunjuk Seseorang Ke Jalan Yang Lurus (Benar). Ilmu Yang Mengenalkan Jalan Hidayah Atau Kesesatan.Ilmu Yang Mengajarkan Mana Yang Haq Dan Mana Yang Batil.Mana Yang Hallal Dan Mana Yang Haram Dan Lain Sebagainya.
Ini Menunjukkan Betapa Mulia-Nya Kedudukan Seorang Para Ulama (Kyiai, Guru) Yang Memberi Nasihat Kepada Umat Muslim, Para Dai Yang Ikhlas Memberi Pncerahan Bagi Umat Muslim Hingga Imam Ahmad pernah Memuji Ulama Seperti Orang Yang Menghidupkan Masyarakat Yang Telah Mati Hati-Nya. Dalam Pengantar Bukunya Ar-Rad Ala Jahmiyah,
الحمد لله الذي جعل في كل زمان فترة من الرسل بقايا من أهل العلم يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على الأذى يحيون بكتاب الله الموتى ويبصرون بنور الله أهل العمى فكم من قتيل لإبليس قد أحيوه وكم من ضال تائه قد هدوه فما أحسن أثرهم على الناس وأقبح أثر الناس عليهم
Segala Puji Bagi Allah Yang Menjadikan Generasi Ulama Sebagai Pejuang Di Masa Fatrah Dari Para Rasul.Mereka Mengajak Orang Yang Sesat Menujuk Jalan Petunjuk, Bersabar Terhadap Setiap Gangguan Dari Masyarakat.Mereka Menghidupkan Manusia Yang Mati Hati-Nya Dengan Kitabullah Dan Membuat Bisa Melihat Orang Yang Orang Buta Agama Dengan Cahaya Allah.Betapa Banyak Korban Iblis Yang Dia Hidupkan Dan Betapa Banyak Orang Sesat Dalam Kebodohan Yang Mereka Tunjukkan Jalan Hidayah.Sungguh Indah Kiprah Mereka Di Tengah Masyarakat, Namum Sungguh Buruk Sikap Masyarakat Yang Tidak Memahami Hak Mereka Kepada Ulama.(Ar-Rad ‘Ala al-Jahmiyah).
Ketika Seseorang Yang Berilmu Wafat, Maka Ilmu Mereka Pun Tetap Kekal Di Tengah-Tengah Masyarakat. Di Sa'at Jasad Mereka Tertanam Di Tanah Kuburan, Pahala Mereka Tetap Bermunculan.Para Ulama Mengatakan,
يموت العالم ويبقى كتابه
"Sa'at Ulama Pergi, Buku-Buku Mereka Tetap Kekal Abadi."
Apakah Ini Juga Berlaku Untuk Ilmu Dunia?
Pertanyaan Ini Pernah Disampaikan Kepada Imam Ibnu Utsaimin.
Jawaban Beliau :
الظاهر أن الحديث عام ، كل علم ينتفع به فإنه يحصل له الأجر ، لكن على رأسها وقمتها العلم الشرعي ، فلو فرضنا أن الإنسان توفي وقد علم بعض الناس صنعة من الصنائع المباحة ، وانتفع بها هذا الذي تعلمها فإنه ينال الأجر ، ويؤجر على هذا
Secara Teks Hadis, Ilmu Di Sini Sifatnya Umum, Semua Ilmu Yang Bermanfa'at, Bisa Mendatangkan Pahala. Hanya Saja, Yang Pling Bermanfa'at Adalah Ilmu Syariah. Andai Ada Seseorang Yang Wafat Dan Dulu Dia Pernah Mengajarkan Tentang Ketrampilan Yang Mubah, dan Itu Bermanfa'at Bagi Seseorang Yang Diajari, Maka Dia Mendapatkan Pahala Dan Juga Diberi Pahala Untuk Memberikan Ilmu Semacam ini. (Liqaat Bab al-Maftuh, 117/16).
KEDUA MENGALIRKAN SUNGAI YANG MATI (MEMBUAT TELAGA).
Maksudnya Adalah Membuat Aliran Pada Sungai Yang Tertahan Air-Nya, Agar Air Tersebut Bisa Mengalir KeTempat-Tempat Pemukiman Masyarakat, Sehingga Orang Lain Bisa Memanfa'atkan-Nya.
Betapa Besar Kebaikan Dari Amalan Yang Mulia Ini, Memudahkan Seseorang (Mahluk Hidup) Untuk Memperoleh Air Yang Merupakan Kebutuhan Yang Paling Utama Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Begitu Juga Dengan Membangun Penampungan Air Di Tempat-Tempat Yang Dibutuhkan Seseorang (Mahluk Hidup)
KETIGA MENGGALI SUMUR.
Dalam Hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :
بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرً ا
فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ، ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُل
ُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْب
َ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْر
َ فَمَلَا خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ،
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟
فَقَال
َ : فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
"Suatu Ketika Ada Seorang Lelaki Yang Merasakan Sangat Kehausan, Lalu Ia Menjumpai Sebuah Sumur. Dipun Turun, Lalu Meminum Air Nya. Setelah Itu Ia Naik Lagi. Sesampainya Di Atas, Dia Melihat Seekor Anjing Yang Menjulur-Julurkan Lidahnya Memakan Tanah Yang Lembab Saking Hausnya. Lelaki Itu Mengatakan, ‘Anjing Ini Pasti Merasa Sangat Kehausan Sebagaimana Hausku Tadi."
Lalu Ia Kembali Turun Ke Dalam Sumur Dan Memenuhi Sepatunya Dengan Air. Setelah Itu Ia Memberikan Minum Anjing Tersebut. (Oleh Karena Perbuatannya) Allah Subhanahu Wa Ta'ala Pun
Mengampuni Dosa-Dosa-Nya.
Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, Apakah Perbuatan Baik Kita Terhadap Hewan Mendapatkan Ganjaran Pahala?" Rasulullah Shalallahu 'Allaihi Wa Sallam m Menjawab :"Pada Setiap Ya, Pada Setiap Nyawa Itu Ada Ganjaran Pahala."(Muttafaqun ‘Alaihi).
Jika Hanya Dengan Memberi Minum Seekor Anjing Bisa Menyebabkan Semua Dosanya Terampuni, Bagaimana Pula Dengan Orang Yang Membuat Sebuah Sumur, Yang Bisa Dimanfa'atkan Banyak Orang? Tentu payhalanya Sangat Besar.
KEEMPAT MENANAM PEPOHONAN (POHON KURMA) POHON YANG BERMANFA'AT (YANG LAIN-NYA).
Mengapa Kurma?.
Kurma Adalah Pohon Yang Paling Utama Dan Paling Bermanfa'at Untuk Manusia, Barangsiapa Yang Menanam Kurma Lalu Membagikan Buahnya Kepada Kaum Muslimin, Maka Pahala-Nya Akan Ia Dapatkan Dari Setiap Butir Kurma Yang Dimakan. Dan Setiap Orang Atau Pun Hewan Bisa Memperoleh Manfa'atnya Dari Buah Kurma.
Sama Halnya Dengan Orang Yang Menanam Pohon Yang Bermanfa'at Lainnya, Baik Bermanfa'at Karena Buahnya Atau Bermanfa'at Karena Teduhnya Atau Karena Lainnya. Dia Juga Akan Memperoleh Pahala.
Dalam Hadist Ini Disebutkan Kurma, Dikarenakan Keutamaan Dan Keistimewaan Kurma Yang Tidak Dimiliki Pohon Lainnya.
KELIMA MEMBANGUN MASJID (TEMPAT-TEMPAT IBADAH) SURAU, MUSHOLA, MADRASAH DAN LAIN SEBAGAINYA).
Masjid Adalah Tempat Yang Paling Dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam Hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :"
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى
اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
"Tempat Yang Paling Dicintai Allah Adalah Masjid-Masjid nya Dan Yang Paling Dibenci Allah Adalah Pasar-Pasarnya."(HR. Muslim 1560)
Karena Di Masjid, Nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala DiAgungkan Dan Ditinggikan. Tempat Ditegakkan Shalat, Ayat-Ayat Al-Quran Dibacakan, Ilmu Agama Disebarkan, Umat Islam Berkumpul, Untuk Maslahat Agung Lainnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala Memuji Masjid Dalam Al-Quran,
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُه
ُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ
“Bertasbih Kepada Allah Di Masjid-Masjid Yang Telah Diperintahkan Untuk Dimuliakan Dan Disebut Nama-Nya Didalamnya, Pada Waktu Pagi Dan Waktu Petang." (QS. An-Nur (24) : 36).
Karena Itu, Orang Yang Membangun Masjid, Dia Akan Memperoleh Pahala Dari Setiap Aktivitas Yang Dilakukan Di Masjid Tersebut.
Nabi Shalallahu ‘Aaihi Wa Sallam Bersabda :
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَه
ُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
"Barangsiapa Yang Membangun Sebuah Masjid Karena Mengharap Wajah Allah, Maka Allah Akan Bangunkan Untuknya Sebuah Rumah Di Dalam Surga."(Muttafaqun ‘Alaihi).
KEENAM MENGHADIAHKAN MUSYAF AL-QURAN.
Menghadiahkan Al-Quran Berarti Memberi Fasilitas Orang Lain Untuk Bisa Mendapatkan Pahala Sebanyak Huruf Yang Dibaca Dalam Al-Quran. Nabi shallallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :"
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَة
ُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
"Siapa Yang Membaca Satu Huruf Dalam Al-Quran Maka Dia Mendapatkan Satu Pahala. Dan Satu Pahala Dilipatkan 10 Kali."(HR.Turmidzi 3158).
Terutama Ketika Hadiah Al-Quran Itu Tepat Sasaran.Benar-Benar Diberikan Kepada Mereka Yang Rajin Membaca Al-Quran Atau Mereka Yang Menghafalkan Al-Quran.
Sangat Disayangkan, Jika Al-Quran Yang Kita Berikan Itu Salah Sasaran.Diterima Oleh Mereka Yang Jarang Membaca Al-Quran, Kecuali Di Bulan Ramadhan.
KETUJUH ANAK SHALEH DAN SHALEHAH YANG MENDO'AKAN KEDUA ORANG TUA.
Anak Shaleh (Sahlehah) Adalah Rahmat Dan Anugrah Allah Subhanahu Wa Ta'ala Merupakan Harta Yang Paling Tidak Ternilai Harga-Nya.
Ketika Orang Tua Mendidik Anak-Anak-Nya, Maka Dia Akan Mendapatkan Pahala Dari Amal Shaleh Yang Dilakukan Anak-Anak-Nya.
Karena Setiap Seseorang Yang Mengajarkan Kebaikan Kepada Orang Lain, Dia Akan Mendapatkan Pahala Selama Orang Itu Mengamalkan Ilmu-Nya.
Nabi Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَن
ْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى
ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
"Siapa Yang Mengajak Ke Jalan Petunjuk, Maka Dia Mendapatkan Pahala Seperti Pahala Orang Yang Mengikuti-Nya, Tanpa Mengurangi Pahala Mereka Sedikit Pun. Sebalik-Nya Siapa Yang Mengajak Kepada Kesesatan Maka Dia Mendapatkan Dosa Seperti Dosa Orang Yang Mengamalkan-Nya, Tanpa Mengurangi Dosa Mereka Sedikit Pun."(HR. Muslim 2674).
Sehingga Tidak Semua Orang Tua Mendapatkan Pahala Dari Amal Anak-Nya. Kecuali Jika Orang Tua Yang Mengajarkan Kebaikan Atau Mengarahkan (Membimbing) Anak-Anak-Nya Untuk Belajar Kebaikan.
Syaikhul Islam Mengatakan,
النبي صلى الله عليه وسلم لم يجعل للأب مثل عمل جميع ابنه ، ولا نعلم دليلا على ذلك ، وإنما جعل ما يدعوه الابن له من عمله الذي لا ينقطع
"Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Tidaklah Menjadikan Pahala Untuk Bapak Sama Dengan Pahala Amal Anak-Nya.Kami Tidak Mengetahui Adanya Dalil Tentang Itu. Namun Beliau Jadikan Ajakan Kebaikan Kepada Anak-Nya, Bagian Dari Amal Orang Tua-Nya, Yang Tidak Akan Terputus."(Jami’ul Masail Ibnu Taimiyah, 4/266).
Hadis Kedua
Kemudian Hadist Kedua, Hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِه
ِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا
وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَل ه
أَو
ْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِه
ِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
"Diantara Pahala Amal Mukmin Yang Akan Tetap Mengalir Setelah Kematian-Nya Adalah Ilmu Yang Dia Sebarkan, Anak soleh Yang Dia Tinggalkan, Mushaf Yang Dia Wariskan, Masjid Yang Dia Bangun, Rumah Untuk Ibnu Sabil (Orang Yang Di Perjalanan), Atau Sungai Yang Dia Aliran, Sedekah Harta-Nya Yang Dia Keluarkan Ketika Masih Sehat Dan Kuat, Yang Masih Dimanfa'atkan Setelah Dia Meninggal."(HR. Ibnu Majah 249 Dan Dihasankan Al-Albani)
Sabda Beliau "Atau Sebuah Rumah Yang Dibangun Untuk Para Musafir" Ini Menjelaskan Tentang Keutamaan Membangun Rumah Yang Diwakafkan Untuk Kepentingan Umat Islam, Baik Itu Untuk Musafir, Atau Untuk Penuntut Ilmu, Atau Untuk Anak Yatim, Atau Untuk Para Janda Dan Fakir Miskin.
Dalam Hadist Lain, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :"
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِن
ْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِه
ِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila Anak Adam Meninggal, Maka Terputus Dari-Nya Semua Amalan Kecuali Tiga Perkara: Sedekah Jariyah, Ilmu Yang Bermanfa'at, Dan Anak Shaleh Yang Mendoakan-Nya."(HR. Muslim 4310)
Para Ulama Menafsirkan Sedekah Jariyah Dengan Wakaf, Karena Fisik-Nya Tetap Dan Manfa'atnya Berkelanjutan.
Al-Khatib As-Syarbini Ulama Syafiiyah ( 977 H). Dalam Mughni al-Muhtaj, beliau mengatakan,
الصدقة الجارية محمولة عند العلماء على الوقف كما قاله الرافعي ، فإن غيره من الصدقات ليست جارية
"Sedekah Jariyah Dipahami Sebagai Wakaf Menurut Para Ulama, Sebagaimana Keterangan Ar-Rafi’i.Karena Sedekah Lainnya Bukan Sedekah Jariyah.” (Mughni al-Muhtaj, 3/522).
Diantara Semangat Beramal Para Sahabat, Mereka Yang Mampu, Semua-Nya Pernah Wakaf.
Sahabat Jabir Bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma Menuturkan,
لَـمْ يَكُنْ أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِـيِّ صَلّى اللهُ عليهِ وسَلّم ذُو مَقدِرَة إِلّا وَقَفَ
Tidak Ada Seorangpun Sahabat Nabi Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Yang Memiliki Kemampuan, Kecuali Mereka Wakaf. (Ahkam al-Auqaf, Abu Bakr Al-Khasshaf, No. 15 Dan Disebutkan Dalam Irwa’ Al-Ghalil, 6/29).
Selain Beberapa Amalan Yang Di Atas, Masih Ada Amalan Lainnya Yang Pahala-Nya Tetap Mengalir ketika Pelakunya Sudah Meninggal.Amalan Tersebut Adalah Berjihad Di Jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Menghadang Musuh Dan Melindungi Kaum Muslimin.
Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhu, Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :"
رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِن
ْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْه
ِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ
"Berjaga Di Daerah Perbatasan Sehari Semalam, Lebih Baik Dari Pada Puasa Dan Tahajud Selama Satu Bulan. Apabila Ia Wafat Dalam Perang Tersebut, Pahala Dari Amal-Nya Ini Tetap Mengalir, Demikian Juga Rezeki-Nya, Dan Dia Aman Dari Fitnah."(HR. Muslim 5047).
Dan Mungkin Masih Banyak Lagi Yang Lainnya Diantara Pahala Yang Mengalir Setelah Seseorang Yang Meninggal.
Semoga Bermanfa'at, Menambah Keta'atan Keimanan, Ketqwa'an Dalam Beribadah Dan Beramal Shaleh Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dan Rasul-nya.
Semoga Kita Selalu Dalam Perlindungan, Keselamatan, Rahmat, Taufik, Hidayah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
#Aamiin Aamiin Aamiin Ya Raball'Allamiin.
Tetap Semangat Ta'at, Beriman, Bertaqwa, Dalam Beribadah Dan Beramal Shaleh Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dan Rasul-nya.
Mohon Ma'af Apabila Ada Kesalahan Kata Dan Terimakasih.
Wallahu'alam.
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Allah Subhanahu Waa Ta'alla Mengutus Para Malaikat-Nya Dengan Tugas-Tugas-Nya Tersediri-Sendiri, Para Malaikat-Malaikat-Nya Telah Siang Dan Tak Sedikit Pun Lalai, Tidak Hanya Mencatat Amal Perbuatan Yang Hamba-Nya Lakukan (Kebaikan Atau Keburukan) Namun Juga Membuka Mencatat Semua Pengaruh Dari Perilaku Dan Perbuatan Hamba-Nya.
Allah Subhanahu Waa Ta'alla Berfirman :"
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُم
ْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami yang Menghidupkan Orang Mati, Kami Catat Semua Yang Telah Mereka Lakukan Dan Bekas-Bekas Yang Mereka Tinggalkan. Dan Semua-Nya Kami Kumpulkan Dalam Kitab (Catatan Amal) Yang Nyata.” (Al-QS. Yasin: (36) : 12).
Al-Hafidz Ibnu Katsir Menyebutkan Dua Tafsir Ulama Tentang Makna Kalimat, Bekas-Bekas Yang Mereka Tinggalkan.
Pertama, Jejak Kaki Mereka Ketika Melangkah Menuju Keta'atan Atau Kemaksiatan.
Ini Merupakan Pendapat Mujahid Dan Qatadah Sebagaimana Yang Di-Riwayatkan Oleh Ibnu Abi Najih.
Diantara Dalil Yang Menguatkan Pendapat Ini Adalah Hadist Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, Bahwa Ada Bani Salamah Ingin Berpindah Membuat Perkampungan Yang Dekat Dengan Masjid Nabawi. Karena Mereka Terlalu Jauh Jika Harus Berangkat Shalat Berjama'ah Setiap Hari Ke Masjid Nabawi. Ketika Informasi Ini Sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Beliau Bersabda :
يَا بَنِى سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ دِيَارَكُمْ تُكْتَب
ْ آثَارُكُمْ
"Wahai Bani Salamah, Perjalanan Dari Rumah Kalian Ke Masjid Akan Dicatat Jejak-Jejak Kaki Kalian." (HR. Muslim 1551, dan Ahmad 14940)
Kedua, Pengaruh Dari Amal Yang Kita Kerjakan
Artinya, Allah Mencatat Bentuk Amal Yang Mereka Kerjakan Dan Pengaruh Dari Amal Itu.Jika Baik, Maka Dicatat Sebagai Kebaikan.Dan Jika Buruk Dicatat Sebagai Keburukan.
Ini Seperti Yang Disebutkan Dalam Hadist Dari Sahabat Jarir Bin Abdillah, Bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :"
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ،
كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِن
ْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً،
فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا،
وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
"Siapa Yang Menghidupkan Sunnah Yang Baik Dalam Islam, Kemudian Diikuti Oleh Orang Lain Setelahnya Maka Dicatat Untuknya Mendapatkan Pahala Seperti Orang Yang Mengamalkan-Nya, Tanpa Mengurangi Pahala Mereka Sedikit Pun. Siapa Yang Menghidupkan Tradisi Yang Jelek Di Tengah Kaum Muslimin, Kemudian Diikuti Oleh Orang Lain Setelahnya, Maka Dia Mendapatkan Dosa Sebagaimana Dosa Orang Yang Melakukannya Tanpa Mengurangi Dosa Mereka Sedikit Pun."(HR. Muslim 2398, Ahmad 19674, Dan Yang Lainnya)
Ayat Di Atas Selayaknya Memberikan Motivasi Bagi Kita Untuk Semangat Dalam Menyebarkan Kebaikan Serta Merasa Takut Ketika Melakukan Perbuatan Yang Mengundang Orang Lain Untuk Bermaksiat.
Para Penghuni Kubur Tergadai Di Kuburan Mereka, Terputus Dari Amalan Shaleh Dan Menunggu Hari Hisab Yang Tidak Diketahui Hasilnya. Mereka Berada Didalam Kesepian, Hanya Ditemani Amalnya Ketika Hidupnya Di Dunia.
Dalam Suasana Demikian, Ada Beberapa Orang Yang Amal Kebaikan-Nya Terus Mengalir.
Jasad Mereka Bersemayam Dengan Tenang Di alam Kubur, Namun Balasan Pahala Mereka Tidak Berhenti. Pahala Mereka Terus Berdatangan, Padahal Mereka Terdiam Dalam Kubur-Nya, Menunggu Datang-Nya Kiamat. Sungguh Masa (Pensiun) Yang Sangat Indah, Yang Tidak Bisa Terbeli Dengan Dunia Seisi-Nya.
Dalam Hadist Dari Anas Bin Malik Radhiallahu 'Anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda :
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي
قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ،
أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ،
أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Ada Tujuh Amalan Yang Pahalanya Tetap Mengalir Yntuk Seorang Hamba Setelah Dia Meninggal, Padahal Dia Berada Di Dalam Kubur-Nya : (1) Orang Yang Mengajarkan Ilmu Agama (2) Orang Yang Mengalirkan Sungai (Yang Mati) (3) Orang Yang Membuat Sumur (4) Orang Yang Menanam Kurma (5) Orang Yang Membangun Masjid, (6) Orang Yang Memberi Mushaf Al-Quran Dan (7) Orang Yang Meninggalkan Seorang Anak Yang Senantiasa Memohonkan Ampun Untuknya Setelah Dia Wafat."(HR : Al-Bazzar Dalam Musnadnya 7289, Al-Baihaqi Dalam Syuabul Iman 3449,
Dan Yang Lainnya. Al-Albani Menilai Hadis Ini Hasan).
Hendak-Nya Sebagai Seorang Muslim Telah Mempersiakan Diri Bersemangat Dan Bangkit Menanam Investasi Pahala Selama Masih Diberikan Keberkahan Segala-Gala-Nya (Umur, Waktu, Kesehatan, Harta) Masih Menikmati Kehidupan Di Dunia Karena Masa Kehidupan Di Dunia Ada Batasa-Nya Jika Allah Subhanahu Wa Ta'alla Telah Berkehedak Malaikat Maut Pun Segera Menghampiri Mencabut Nyawa Kita.
Kehudupan Di Dunia Adalah Kesempatan Yang Allah Subhanahu Wa Ta'alla Jadikan Ladang Tempat Beramal Shaleh (Beribadah) Untuk Masa Kehidupan Yang Kekal Abadi Di Akherat Nanti.
Kita Akan Melihat Lebih Dekat Tujuh Amalan Yang Dijanjikan Nabi shallallahu ‘Alaihi Wasallam
PERTAMA MENGAJARKAN ILMU YANG (PENGETAHUAN).
Yang Dimaksud Dengan Iulmu Di Sini Adalah Ilmu Yang Bermanfaat, Yang Mengantarkan Seseorang Mengenal Agama Dan Rabb-Nya. Ilmu Yang Menjadi Petunjuk Seseorang Ke Jalan Yang Lurus (Benar). Ilmu Yang Mengenalkan Jalan Hidayah Atau Kesesatan.Ilmu Yang Mengajarkan Mana Yang Haq Dan Mana Yang Batil.Mana Yang Hallal Dan Mana Yang Haram Dan Lain Sebagainya.
Ini Menunjukkan Betapa Mulia-Nya Kedudukan Seorang Para Ulama (Kyiai, Guru) Yang Memberi Nasihat Kepada Umat Muslim, Para Dai Yang Ikhlas Memberi Pncerahan Bagi Umat Muslim Hingga Imam Ahmad pernah Memuji Ulama Seperti Orang Yang Menghidupkan Masyarakat Yang Telah Mati Hati-Nya. Dalam Pengantar Bukunya Ar-Rad Ala Jahmiyah,
الحمد لله الذي جعل في كل زمان فترة من الرسل بقايا من أهل العلم يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على الأذى يحيون بكتاب الله الموتى ويبصرون بنور الله أهل العمى فكم من قتيل لإبليس قد أحيوه وكم من ضال تائه قد هدوه فما أحسن أثرهم على الناس وأقبح أثر الناس عليهم
Segala Puji Bagi Allah Yang Menjadikan Generasi Ulama Sebagai Pejuang Di Masa Fatrah Dari Para Rasul.Mereka Mengajak Orang Yang Sesat Menujuk Jalan Petunjuk, Bersabar Terhadap Setiap Gangguan Dari Masyarakat.Mereka Menghidupkan Manusia Yang Mati Hati-Nya Dengan Kitabullah Dan Membuat Bisa Melihat Orang Yang Orang Buta Agama Dengan Cahaya Allah.Betapa Banyak Korban Iblis Yang Dia Hidupkan Dan Betapa Banyak Orang Sesat Dalam Kebodohan Yang Mereka Tunjukkan Jalan Hidayah.Sungguh Indah Kiprah Mereka Di Tengah Masyarakat, Namum Sungguh Buruk Sikap Masyarakat Yang Tidak Memahami Hak Mereka Kepada Ulama.(Ar-Rad ‘Ala al-Jahmiyah).
Ketika Seseorang Yang Berilmu Wafat, Maka Ilmu Mereka Pun Tetap Kekal Di Tengah-Tengah Masyarakat. Di Sa'at Jasad Mereka Tertanam Di Tanah Kuburan, Pahala Mereka Tetap Bermunculan.Para Ulama Mengatakan,
يموت العالم ويبقى كتابه
"Sa'at Ulama Pergi, Buku-Buku Mereka Tetap Kekal Abadi."
Apakah Ini Juga Berlaku Untuk Ilmu Dunia?
Pertanyaan Ini Pernah Disampaikan Kepada Imam Ibnu Utsaimin.
Jawaban Beliau :
الظاهر أن الحديث عام ، كل علم ينتفع به فإنه يحصل له الأجر ، لكن على رأسها وقمتها العلم الشرعي ، فلو فرضنا أن الإنسان توفي وقد علم بعض الناس صنعة من الصنائع المباحة ، وانتفع بها هذا الذي تعلمها فإنه ينال الأجر ، ويؤجر على هذا
Secara Teks Hadis, Ilmu Di Sini Sifatnya Umum, Semua Ilmu Yang Bermanfa'at, Bisa Mendatangkan Pahala. Hanya Saja, Yang Pling Bermanfa'at Adalah Ilmu Syariah. Andai Ada Seseorang Yang Wafat Dan Dulu Dia Pernah Mengajarkan Tentang Ketrampilan Yang Mubah, dan Itu Bermanfa'at Bagi Seseorang Yang Diajari, Maka Dia Mendapatkan Pahala Dan Juga Diberi Pahala Untuk Memberikan Ilmu Semacam ini. (Liqaat Bab al-Maftuh, 117/16).
KEDUA MENGALIRKAN SUNGAI YANG MATI (MEMBUAT TELAGA).
Maksudnya Adalah Membuat Aliran Pada Sungai Yang Tertahan Air-Nya, Agar Air Tersebut Bisa Mengalir KeTempat-Tempat Pemukiman Masyarakat, Sehingga Orang Lain Bisa Memanfa'atkan-Nya.
Betapa Besar Kebaikan Dari Amalan Yang Mulia Ini, Memudahkan Seseorang (Mahluk Hidup) Untuk Memperoleh Air Yang Merupakan Kebutuhan Yang Paling Utama Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Begitu Juga Dengan Membangun Penampungan Air Di Tempat-Tempat Yang Dibutuhkan Seseorang (Mahluk Hidup)
KETIGA MENGGALI SUMUR.
Dalam Hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :
بَيْنَا رَجُلٌ بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرً ا
فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ، ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُل
ُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْب
َ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي ، فَنَزَلَ الْبِئْر
َ فَمَلَا خُفَّهُ مَاءً فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ،
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّه وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا ؟
فَقَال
َ : فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
"Suatu Ketika Ada Seorang Lelaki Yang Merasakan Sangat Kehausan, Lalu Ia Menjumpai Sebuah Sumur. Dipun Turun, Lalu Meminum Air Nya. Setelah Itu Ia Naik Lagi. Sesampainya Di Atas, Dia Melihat Seekor Anjing Yang Menjulur-Julurkan Lidahnya Memakan Tanah Yang Lembab Saking Hausnya. Lelaki Itu Mengatakan, ‘Anjing Ini Pasti Merasa Sangat Kehausan Sebagaimana Hausku Tadi."
Lalu Ia Kembali Turun Ke Dalam Sumur Dan Memenuhi Sepatunya Dengan Air. Setelah Itu Ia Memberikan Minum Anjing Tersebut. (Oleh Karena Perbuatannya) Allah Subhanahu Wa Ta'ala Pun
Mengampuni Dosa-Dosa-Nya.
Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, Apakah Perbuatan Baik Kita Terhadap Hewan Mendapatkan Ganjaran Pahala?" Rasulullah Shalallahu 'Allaihi Wa Sallam m Menjawab :"Pada Setiap Ya, Pada Setiap Nyawa Itu Ada Ganjaran Pahala."(Muttafaqun ‘Alaihi).
Jika Hanya Dengan Memberi Minum Seekor Anjing Bisa Menyebabkan Semua Dosanya Terampuni, Bagaimana Pula Dengan Orang Yang Membuat Sebuah Sumur, Yang Bisa Dimanfa'atkan Banyak Orang? Tentu payhalanya Sangat Besar.
KEEMPAT MENANAM PEPOHONAN (POHON KURMA) POHON YANG BERMANFA'AT (YANG LAIN-NYA).
Mengapa Kurma?.
Kurma Adalah Pohon Yang Paling Utama Dan Paling Bermanfa'at Untuk Manusia, Barangsiapa Yang Menanam Kurma Lalu Membagikan Buahnya Kepada Kaum Muslimin, Maka Pahala-Nya Akan Ia Dapatkan Dari Setiap Butir Kurma Yang Dimakan. Dan Setiap Orang Atau Pun Hewan Bisa Memperoleh Manfa'atnya Dari Buah Kurma.
Sama Halnya Dengan Orang Yang Menanam Pohon Yang Bermanfa'at Lainnya, Baik Bermanfa'at Karena Buahnya Atau Bermanfa'at Karena Teduhnya Atau Karena Lainnya. Dia Juga Akan Memperoleh Pahala.
Dalam Hadist Ini Disebutkan Kurma, Dikarenakan Keutamaan Dan Keistimewaan Kurma Yang Tidak Dimiliki Pohon Lainnya.
KELIMA MEMBANGUN MASJID (TEMPAT-TEMPAT IBADAH) SURAU, MUSHOLA, MADRASAH DAN LAIN SEBAGAINYA).
Masjid Adalah Tempat Yang Paling Dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam Hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :"
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى
اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
"Tempat Yang Paling Dicintai Allah Adalah Masjid-Masjid nya Dan Yang Paling Dibenci Allah Adalah Pasar-Pasarnya."(HR. Muslim 1560)
Karena Di Masjid, Nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala DiAgungkan Dan Ditinggikan. Tempat Ditegakkan Shalat, Ayat-Ayat Al-Quran Dibacakan, Ilmu Agama Disebarkan, Umat Islam Berkumpul, Untuk Maslahat Agung Lainnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala Memuji Masjid Dalam Al-Quran,
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُه
ُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ
“Bertasbih Kepada Allah Di Masjid-Masjid Yang Telah Diperintahkan Untuk Dimuliakan Dan Disebut Nama-Nya Didalamnya, Pada Waktu Pagi Dan Waktu Petang." (QS. An-Nur (24) : 36).
Karena Itu, Orang Yang Membangun Masjid, Dia Akan Memperoleh Pahala Dari Setiap Aktivitas Yang Dilakukan Di Masjid Tersebut.
Nabi Shalallahu ‘Aaihi Wa Sallam Bersabda :
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَه
ُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
"Barangsiapa Yang Membangun Sebuah Masjid Karena Mengharap Wajah Allah, Maka Allah Akan Bangunkan Untuknya Sebuah Rumah Di Dalam Surga."(Muttafaqun ‘Alaihi).
KEENAM MENGHADIAHKAN MUSYAF AL-QURAN.
Menghadiahkan Al-Quran Berarti Memberi Fasilitas Orang Lain Untuk Bisa Mendapatkan Pahala Sebanyak Huruf Yang Dibaca Dalam Al-Quran. Nabi shallallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :"
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَة
ُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
"Siapa Yang Membaca Satu Huruf Dalam Al-Quran Maka Dia Mendapatkan Satu Pahala. Dan Satu Pahala Dilipatkan 10 Kali."(HR.Turmidzi 3158).
Terutama Ketika Hadiah Al-Quran Itu Tepat Sasaran.Benar-Benar Diberikan Kepada Mereka Yang Rajin Membaca Al-Quran Atau Mereka Yang Menghafalkan Al-Quran.
Sangat Disayangkan, Jika Al-Quran Yang Kita Berikan Itu Salah Sasaran.Diterima Oleh Mereka Yang Jarang Membaca Al-Quran, Kecuali Di Bulan Ramadhan.
KETUJUH ANAK SHALEH DAN SHALEHAH YANG MENDO'AKAN KEDUA ORANG TUA.
Anak Shaleh (Sahlehah) Adalah Rahmat Dan Anugrah Allah Subhanahu Wa Ta'ala Merupakan Harta Yang Paling Tidak Ternilai Harga-Nya.
Ketika Orang Tua Mendidik Anak-Anak-Nya, Maka Dia Akan Mendapatkan Pahala Dari Amal Shaleh Yang Dilakukan Anak-Anak-Nya.
Karena Setiap Seseorang Yang Mengajarkan Kebaikan Kepada Orang Lain, Dia Akan Mendapatkan Pahala Selama Orang Itu Mengamalkan Ilmu-Nya.
Nabi Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَن
ْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى
ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
"Siapa Yang Mengajak Ke Jalan Petunjuk, Maka Dia Mendapatkan Pahala Seperti Pahala Orang Yang Mengikuti-Nya, Tanpa Mengurangi Pahala Mereka Sedikit Pun. Sebalik-Nya Siapa Yang Mengajak Kepada Kesesatan Maka Dia Mendapatkan Dosa Seperti Dosa Orang Yang Mengamalkan-Nya, Tanpa Mengurangi Dosa Mereka Sedikit Pun."(HR. Muslim 2674).
Sehingga Tidak Semua Orang Tua Mendapatkan Pahala Dari Amal Anak-Nya. Kecuali Jika Orang Tua Yang Mengajarkan Kebaikan Atau Mengarahkan (Membimbing) Anak-Anak-Nya Untuk Belajar Kebaikan.
Syaikhul Islam Mengatakan,
النبي صلى الله عليه وسلم لم يجعل للأب مثل عمل جميع ابنه ، ولا نعلم دليلا على ذلك ، وإنما جعل ما يدعوه الابن له من عمله الذي لا ينقطع
"Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Tidaklah Menjadikan Pahala Untuk Bapak Sama Dengan Pahala Amal Anak-Nya.Kami Tidak Mengetahui Adanya Dalil Tentang Itu. Namun Beliau Jadikan Ajakan Kebaikan Kepada Anak-Nya, Bagian Dari Amal Orang Tua-Nya, Yang Tidak Akan Terputus."(Jami’ul Masail Ibnu Taimiyah, 4/266).
Hadis Kedua
Kemudian Hadist Kedua, Hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِه
ِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا
وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَل ه
أَو
ْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِه
ِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
"Diantara Pahala Amal Mukmin Yang Akan Tetap Mengalir Setelah Kematian-Nya Adalah Ilmu Yang Dia Sebarkan, Anak soleh Yang Dia Tinggalkan, Mushaf Yang Dia Wariskan, Masjid Yang Dia Bangun, Rumah Untuk Ibnu Sabil (Orang Yang Di Perjalanan), Atau Sungai Yang Dia Aliran, Sedekah Harta-Nya Yang Dia Keluarkan Ketika Masih Sehat Dan Kuat, Yang Masih Dimanfa'atkan Setelah Dia Meninggal."(HR. Ibnu Majah 249 Dan Dihasankan Al-Albani)
Sabda Beliau "Atau Sebuah Rumah Yang Dibangun Untuk Para Musafir" Ini Menjelaskan Tentang Keutamaan Membangun Rumah Yang Diwakafkan Untuk Kepentingan Umat Islam, Baik Itu Untuk Musafir, Atau Untuk Penuntut Ilmu, Atau Untuk Anak Yatim, Atau Untuk Para Janda Dan Fakir Miskin.
Dalam Hadist Lain, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :"
إِذَا مَاتَ ابن آدم الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِن
ْ ثلاث ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِه
ِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila Anak Adam Meninggal, Maka Terputus Dari-Nya Semua Amalan Kecuali Tiga Perkara: Sedekah Jariyah, Ilmu Yang Bermanfa'at, Dan Anak Shaleh Yang Mendoakan-Nya."(HR. Muslim 4310)
Para Ulama Menafsirkan Sedekah Jariyah Dengan Wakaf, Karena Fisik-Nya Tetap Dan Manfa'atnya Berkelanjutan.
Al-Khatib As-Syarbini Ulama Syafiiyah ( 977 H). Dalam Mughni al-Muhtaj, beliau mengatakan,
الصدقة الجارية محمولة عند العلماء على الوقف كما قاله الرافعي ، فإن غيره من الصدقات ليست جارية
"Sedekah Jariyah Dipahami Sebagai Wakaf Menurut Para Ulama, Sebagaimana Keterangan Ar-Rafi’i.Karena Sedekah Lainnya Bukan Sedekah Jariyah.” (Mughni al-Muhtaj, 3/522).
Diantara Semangat Beramal Para Sahabat, Mereka Yang Mampu, Semua-Nya Pernah Wakaf.
Sahabat Jabir Bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma Menuturkan,
لَـمْ يَكُنْ أَحَدٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِـيِّ صَلّى اللهُ عليهِ وسَلّم ذُو مَقدِرَة إِلّا وَقَفَ
Tidak Ada Seorangpun Sahabat Nabi Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Yang Memiliki Kemampuan, Kecuali Mereka Wakaf. (Ahkam al-Auqaf, Abu Bakr Al-Khasshaf, No. 15 Dan Disebutkan Dalam Irwa’ Al-Ghalil, 6/29).
Selain Beberapa Amalan Yang Di Atas, Masih Ada Amalan Lainnya Yang Pahala-Nya Tetap Mengalir ketika Pelakunya Sudah Meninggal.Amalan Tersebut Adalah Berjihad Di Jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Menghadang Musuh Dan Melindungi Kaum Muslimin.
Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu ‘Anhu, Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Allaihi Wa Sallam Bersabda :"
رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِن
ْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْه
ِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ
"Berjaga Di Daerah Perbatasan Sehari Semalam, Lebih Baik Dari Pada Puasa Dan Tahajud Selama Satu Bulan. Apabila Ia Wafat Dalam Perang Tersebut, Pahala Dari Amal-Nya Ini Tetap Mengalir, Demikian Juga Rezeki-Nya, Dan Dia Aman Dari Fitnah."(HR. Muslim 5047).
Dan Mungkin Masih Banyak Lagi Yang Lainnya Diantara Pahala Yang Mengalir Setelah Seseorang Yang Meninggal.
Semoga Bermanfa'at, Menambah Keta'atan Keimanan, Ketqwa'an Dalam Beribadah Dan Beramal Shaleh Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dan Rasul-nya.
Semoga Kita Selalu Dalam Perlindungan, Keselamatan, Rahmat, Taufik, Hidayah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
#Aamiin Aamiin Aamiin Ya Raball'Allamiin.
Tetap Semangat Ta'at, Beriman, Bertaqwa, Dalam Beribadah Dan Beramal Shaleh Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Dan Rasul-nya.
Mohon Ma'af Apabila Ada Kesalahan Kata Dan Terimakasih.
Wallahu'alam.
Wassalamu'alaikum Wr Wb

0 Response to "Amalan yang pahala-nya terus mengalir setelah kematian"
Post a Comment